Bermain Mode Manual Tak Serumit yang Dibayangkan


Benarkah menggunakan mode Manual itu rumit dan membingungkan? Biasanya, masalah utama mode Manual yakni tingkat kesulitan mengontrol cahaya sehingga gambar yang dihasilkan terekam gelap (under) atau sebaliknya, terlampau terang (over exposure). 

Namun dengan kemampuan mengendalikan ISO, diafragma dan speed dengan baik, kesulitan tersebut bakal punah. Cukup ketelatenan dan kesabaran untuk mencoba mode Manual ini hingga memperoleh hasil maksimal. 

Berikut langkah mudah membuat patokan untuk bermain Mode Manual: 

Pertama, kenali apa-apa saja yang memungkinkan dan tidak memungkinkan untuk pemotretan mode Manual. Contoh pemotretan yang memungkinkan untuk mode Manual seperti pemotretan di dalam studio dengan lighting yang bisa diatur. Selain itu, pemotretan dengan teknik strobist, fashion photography dan foto malam (long exposure) merupakan contoh yang bisa dilakukan dengan mode Manual. 

Sebaliknya, tidak semua dapat dilakukan dengan mudah menggunakan mode manual seperti saat berburu foto traveling, streetphotography dan foto berita. 

Kondisi lapangan ketiganya mempunyai perbedaan exposure yang berubah-ubah dan ekstrim sehingga sulit terkontrol. Biasanya, penggemar genre ini akan memilih salah satu dari dua mode yang memungkinkan. Yakni antara mode yang memprioritaskan momen (Tv atau Shutter Priority) atau kedalaman ruang (A atau Av). Dalam kasus ekstrim dan serba cepat, menggunakan mode Auto juga dipilih untuk hasil yang 'lebih aman'.

Kendati demikian, bukan berarti tidak memungkinkan untuk menggunakan mode Manual. Tentu dengan syarat sudah mengetahui betul karakter medan yang akan dituju seperti arah cahaya dan momen yang bakal terjadi. 

Kedua, tetapkan skala ISO terlebih dahulu sebelum menentukan Aperture (diafragma) dan speed. Pemilihan ISO yang tepat dapat dilakukan usai melihat kondisi cahaya di area pemotretan. Semakin terang suatu ruangan, semakin kecil skala ISO yang dibutuhkan. Sebaliknya, semakin gelap maka ISO yang diperlukan semakin tinggi. 

Misalkan hendak memotret landscape saat terik matahari. Maka ISO yang dibutuhkan dari rentang 100 hingga 400 sudah mencukupi. Sementara untuk pemotretan di dalam ruang seperti di coffee shop atau menjelang senja, membutuhkan ISO 1200 atau lebih tergantung ketersediaan cahaya yang ada. 

Ketiga, setelah menetapkan ISO, tinggal pilih aperture yang dibutuhkan. Apakah akan menggunakan aperture terbesar di lensa (f/1,4 ; f1,8, f/2,8), ataukah aperture terkecil seperti f/22, f/16. Besar-kecil kemampuan aperture tergantung kemampuan lensa. Biasanya, lensa yang mempunyai kemampuan diafragma besar harganya tidak murah. 

Yang patut diperhatikan adalah konsekuensi dari angka-angka tersebut. Pada angka-angka kecil (diafragma besar), cahaya yang masuk ke kamera akan membludak. Nantinya akan berakibat pada pilihan shutter yang harus lebih cepat. Namun untuk situasi temaram, diafragma besar sangat membantu shutter untuk bisa bergerak lebih cepat sehingga gambar goyang/shake bisa dihindari.

Konsekuensi lain adalah area gambar diluar fokus. Pada angka kecil, gambar diluar titik fokus akan ngeblur. Pada kasus ekstrim misalkan diafragma f/1,4 pada malam hari, background akan terlihat sangat ngeblur dengan menarik (bokeh). 

Sebaliknya, untuk foto lansekap diafragma besar ini tidak dibutuhkan. Sebab, ruang tajam pada foto lansekap membutuhkan diafragma f/8 atau lebih kecil dari itu seperti f/11; f/16, dst.

Keempat, tetapkan shutter speed sampai titik keseimbangan metering kamera berada di tengah. Titik metering di tengah artinya gambar tidak over exposure (terlampau terang) atau under exposure (terlalu gelap).

Metering di kamera ini menjadi alat bantu yang paling masuk akal untuk memprediksi hasil yang akan diperoleh. Namun, dalam beberapa kasus, metering ini akan sedikit meleset karena satu dan lain hal. 

Semakin cepat shutter, maka momen hasilnya akan semakin freez. Sebaliknya, semakin lama shutter bekerja (long exposure), foto yang dihasilkan semakin 'lembut' seperti memotret kembang api, air terjun atau jalanan kota pada malam hari'.

Cobalah dan teruslah berlatih untuk mencari keseimbangan ketiganya: ISO -speed-diafragma dengan baik. Sedikit ketelatenan dan keuletan membuat ketiganya mudah dilakukan. Hingga pada suatu titik, Anda bisa melakukan hitung-hitungan tersebut diluar kepala, spontan dan efektif. 

Sumber : inet.detik.com


Bermain Mode Manual Tak Serumit yang Dibayangkan Bermain Mode Manual Tak Serumit yang Dibayangkan Reviewed by Ulum on April 19, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.